Semarang, 25 Juni 2024 - MALAM PUNCAK HASA 5 PONPES AN-NAJMA 2024
Pada Ahad, 23 Juni 2024, Pondok Pesantren An-Najma menyelenggarakan malam puncak HASA (Haflah Akhirussanah Pondok Pesantren An-Najma) di Aula KH Dahlan yang dimulai pada pukul 19.30. Acara yang penuh makna ini dihadiri oleh seluruh santri, para pengasuh, guru, serta tamu undangan. Suasana aula terasa khidmat dan antusias saat acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, diikuti dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an yang menggetarkan hati setiap hadirin serta tahlil.
Acara inti malam itu adalah mauidhah hasanah spesial dari dua tokoh ulama ternama, Gus H. Rifqil Muslim Suyuthi, S. Pd.I., M.Pd., pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah dari Kaliwungu, Kendal, dan Ning Hj. Imaz Fatimatuz Zahra, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhsan dari Lirboyo, Kendal. Tema yang diangkat adalah "Menjadi Santri Militan di Tengah Gempuran Modernisasi dan Globalisasi Zaman."
Gus Rifqil membuka sesi ceramah dengan menyoroti peran santri di era modernisasi dan globalisasi di zaman ini. Dalam mauidhah beliau, beliau membahas adanya Trilogi Santri yaitu Ngaji, Ngabdi, Rabi. Mauidhah selanjutnya disampaikan oleh Ning Imaz. Dengan gaya bicara yang lembut namun penuh makna, Beliau menegaskan bahwa dalam memulai sesuatu, kita dididik untuk memiliki tanggung jawab dan komitmen. Dalam mauidhahnya, Ning Imaz ngendika,
"Santri harus mempunyai karakter untuk memilih dan memilah mana yang menjadi prioritas. Dan cintai apa yang kamu cita-citakan dan cita-citakan apa yang kamu cintai".
Menurut beliau, mengejar cita-cita adalah suatu keharusan agar kita dapat meraih sesuatu yang setara dengan usaha kita. Dengan fokus pada cita-cita, kita akan mendapatkan hasil yang sepadan dengan upaya kita. Ning Imaz juga mengingatkan bahwa perempuan, meski sering kali banyak mengalah, tetap membutuhkan dukungan dari laki-laki. Perempuan menjadi guru pertama bagi anak-anaknya, namun suami tetaplah kepala sekolah yang mengarahkan.
Ning Imaz juga menekankan bahwa menjadi orang yang berilmu adalah kunci untuk menghadapi tantangan zaman. Ia mengajak para santri untuk terus menambah ilmu, terutama ilmu agama, dan mencintai ilmu tersebut. Dengan ilmu, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih siap menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Setelah sesi mauidhah hasanah yang penuh inspirasi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para santri memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya langsung kepada kedua narasumber mengenai berbagai persoalan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi. Jawaban-jawaban yang diberikan Gus Rifqil dan Ning Imaz menambah wawasan dan memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan oleh para santri.
Acara malam puncak HASA ini diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Gus Rifqil, memohon berkah dan perlindungan bagi seluruh keluarga besar Pondok Pesantren An-Najma. Suasana aula dipenuhi dengan kekhusyukan dan rasa syukur atas ilmu yang telah diterima.
Malam puncak HASA ini bukan hanya menjadi ajang untuk refleksi, tetapi juga momen penguatan tekad bagi para santri untuk tetap teguh dalam iman dan ilmu mereka. Dengan bekal ilmu yang kokoh dan moralitas yang kuat, para santri diharapkan mampu menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Pondok Pesantren Annajma melalui acara ini sekali lagi meneguhkan komitmennya dalam mencetak generasi santri yang militan dan berdaya saing tinggi di era modern ini.
Dokumentasi Acara:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar