IMLA’ SEBAGAI BEKAL MAKNANI KITAB BERBAHASA ARAB




 

IMLA’ SEBAGAI BEKAL MAKNANI KITAB BERBAHASA ARAB

Oleh: Imama Nur Layliyah (Mahasiswa PBA UNNES)

            Pondok pesantren (ponpes) An Najma Sekaran, Gunung Pati, Semarang merupakan salah satu ponpes salafiyah yang terletak di sekitar kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES). Selayaknya ponpes salafiyah lainnya, maka maknani (mengartikan kitab bahasa Arab) menjadi ciri khas pembelajarannya. Dimana guru atau ustadz menerjemahkan materi dalam kitab dengan berbahasa jawa, dan santri menulisnya dengan tulisan arab jawa.

            Imla’ menjadi bekal untuk maknani atau mengartikan kitab bahasa Arab dalam hal penulisan, khususnya penulisan pegon (Arab jawa). Imla’ sendiri merupakan salah satu pelajaran tentang penulisan pegon yang diajarkan di An Najma setiap satu minggu sekali tepatnya hari Minggu setelah sholat Isya’ untuk marhalah ula (tingkatan pertama). Ada simbol-simbol khusus untuk menggantikan ejaan bahasa Jawa kedalam tulisan Arab. Seperti “utawi” yang disimbolkan dengan huruf “mim”, agar penulisan makna kitab tidak memakan banyak tempat.

Pembelajaran Imla’ di An Najma dibagi atas dua marhalah atau tingkatan yaitu marhalah ula untuk santri pemula atau yang baru masuk ke pondok, dan marhalah saniyah untuk santri yang sudah lama dipondok. Ada beberapa tes juga yang dilakukan untuk menentukan tingkat atau marhalah dalam pembelajaran imla’. Hal ini sangat tepat dilakukan, karena tidak semua santri An Najma memiliki latar belakang atau basic ilmu pengetahuan tentang imla’ yang sama.

Pembelajaran imla’ memiliki tujuan yaitu agar para santri bisa dan mengerti cara menulis dan membaca pegon untuk memaknai kitab bahasa Arab. Dengan teknis pembelajaran pengajar menuliskan materi dan contoh di papan tulis, dilanjutkan dengan santri menulis materi dibuku, kemudian evaluasi berupa pertanyaan dan challenge.

Dari keterangan diatas yang didapat dari naras sumber, memang pelajaran imla’ ini penting sebagai bekal mengartikan kitab bahasa Arab di ponpes An Najma. Karena di An Najma menggunakan sistem maknani atau mengartikan kitab menggunakan bahasa Jawa yang ditulis dengan tulisan Arab pegon. Tentunya ini sangat membantu menambah pengetahuan santri yang benar-benar belum mengenal pegon atau baru menjadi seorang santri. Dan juga sebagai pendalaman ilmu imla’ bagi santri yang sudah mengenal pegon sebelumnya.

Untuk waktu pembelajaran yaitu seminggu satu kali juga sudah cukup, karena mengingat pembagian waktu untuk beberapa pelajaran lain yang dipelajari di An Najma seperti Nahwu, Sharaf, Al-Qur’an, dll. Disesuaikan juga dengan santrinya yang mayoritas merupakan mahasiswa di UNNES, maka pengajarannya dilakukan setelah isya’ mengingat kesibukan santrinya sebagai seorang mahasiswa juga.

Narasumber: Mohammad Ikromul Khakimin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar